Friday, February 8, 2013

TEORI ALBERT BANDURA DAN LEV VIGOTSKY

A.    Albert Bandura
1.      Riwayat Hidup
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di sebuah kota kecil  yang terletak sekitar 50 mil dari kota Edmonton Kanada.Ia anak terakhir dari enam bersaudara .Pendidikan awal Bandura di sebuah sekolah kecil yang hanya ada dua orang guru.Menurut Bandura  ,pendidikan awal yang ia lalui serba keterbatasan termasuk keterbatasan akses terhadap sumber daya pendidikan,oleh karena itu Bandura dan siswa-siswa lainnya ikut bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri.( Stokes,1986 ).
Bandura menyadari bahwa “isi buku tehs paling mudah rusak “   (  Stokes,1986).Pengalaman-pengalaman awal inilah yang munkin telah berkontribusi terhadap penekanan Bandura tentang pentingnya lembaga pribadi.Albert Bandura segera menjadi terpesona oleh psikologi  setelah mendaftar di University of British Columbia.Setelah belajar selama tiga tahun di universitas itu ia lulus pada tahun 1949.Kemudian Bandura melanjutkan ke sekolah pascasarjana  di Universitas of Lowa.Program ini mengambil minat pada teori belajar social .Bandura belajar di universitas ini sampai memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1952.
            Karir Albert Bandura
                        Setelah mendapat gelar Ph.D ,Bandura ditawari posisi sebagai tenaga pengajar
            Stanford University ,Bandura menerima tawaran tersebut dan terus bekerja di uni
versitas itu .Selam bekerja di universitas ini ia tertarik pada studi agresi remaja   khusususnya pada perwakilan,model pembelajaran dan imitasi.
Disamping Bandura mengajar di Stanford University dari tahun 1953 ,Bandura juga menjabat sebagai presiden APA ( American Psychological Association ) pada tahun 1974.Kemudian pada tahun 1980 Bandura menerima penghargaan APA untuk kontribusi ilmiah Distinguished.
1.      Teori Bandura
Menurut Albert Bandura ,belajar itu lebih sekedar perubahan perilaku.Belajar
            adalah pencapaian  pengetahuan dan prilaku yang didasari oleh pengetahuan tersebut.
            Teori ini sering disebut dengan teori kognitif social .(Djaali,2007 : 93 ).
                        Teori kognitif social menekankan pentingnya pengalaman,imitasi belajar dan
            pemodelan .Bandura (1977) , menjelaskan bahwa belajar akan sangat melelahkan ,
belum lagi berbahaya,jika orang harus bergantung hanya pada efek dari tindakan
mereka sendiri untuk membantu mereka apa yang harus dilakukan.Teori Bandura mengintegrasikan interaksi yang terus menerus antara prilaku,kognisi dan lingkungan.Teori belajar social menempatkan “reciprocal determinism” sebagai prinsip dasar  untuk menganalisa fenomena psikososial  dalam berbagai tingkat yang kompleks,terentang dari perkembangan intrapersonal,tingkah laku interpersonal,fungsi interaksi  organisasi sampai ke system social.Jadi Bandura menyetujui keyakinan dasar behaviorisme yang mempercayai bahwa  prilaku bisa dibentuk melalui belajar.( Syamsu Yusuf DKK,2007 :133 ).
            Lewat teori observational learning,Bandura beranggapan bahwa masalah proses psikologi terlalu dianggap penting ,atau sebaliknya hanya ditelaah haya sebagian saja .Orang dapat melibatkan diri dalam pikiran simbolik,orang cendrung untuk membimbing dirinya sendiri dalam belajar ,dan lingkungannya dapat dipengaruhi prilaku tiruan.Menurut Bandura ,yang penting adalah kemampuan seorang untuk mengabtraksikan informasi dari prilaku orang lain.Pengambilan keputusan dilakukan mengenai prilaku mana yang akan menjadi alternative dan kemudian melakukan prilaku yang dipilih.Prinsip belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami .Hal ini berbeda dengan situasi dilaboratorium atau pada lingkungan social yang banyak memerlukan pengamatan tentang pola prilaku beserta konsekwensinya.( Djaali,2007 :93 )
            Kritik Bandura terhadap belajar itu sebagai hubungan antara stimulus dan respons adalah  :
(1)   Kurang menjelaskan tentang diperolehnya respons yang baru .Dalam situasi alami ,menurut Bandura orang akan berbuat lebih banyak dari pada sekedar meniru prilaku yang telah ada.
(2)   Hanya mengamati direct learning (belajar langsung) ,yaitu orang berprilaku  sesuatu dan mengalami akibatnya.Sebaliknya Bandura mengatakan bahwa seorang anak dalam hubungan pribadinya dengan orang dewasa ,melalui intraksi anak dengan orang tuanya ,dengan perasaan irinya dan sebagainyamenyebabkan anak meniru prilaku tertentu.( Djaali,2007 :93)
Prilaku seseorang dan lingkungan itu dapat dimodifikasi.Contoh buku tidak berpengaruh pada seseorang,kecuali ada orang yang menulisnya dan orang yang membacanya.Begitu pula hadiah dan hukuman tidak akan banyak bermakna,kecuali diikuti lahirnya prilaku yang diharapkan.
Peranan utama model prilaku dari luar dirinya,memberikan berbagai kemungkinan pada dirinya yaitu :
(1)   Prilaku itu dicontohkan /ditiru,
(2)   Prilaku itu memperkuat atau memperlemah,
(3)   Prilaku itu menyebabkan prilaku itu pindah keprilaku yang sama sekali baru.
Urutan langkah dalam obsevasi pembelajaran adalah model prilaku;model diperhatikan;prilaku di kode dan di simpan;diperoleh kode simbolis;motivasi berprilaku;kemampuan berperilaku;dan perilaku( Djaali,2007 : 94 )

2.      Implikasi Teori Bandura Terhadap Pendidikan Sekolahan
Dengan menggunakan konsep dasar psikologis ,khususnya dalam konteks pandangan behaviorisme ,kita dapat menyatakan bahwa peraktik pendidikan itu  pada khakikatnya merupakan usaha conditioning yaitu penciptaan  seperangkat stimulus yang diharapkan pula menghasilkan pola-pola prilaku (seperangkat respons ) tertentu  . ( Abin Syamsudin Makmun,2007)

Bandura  dalam Robert J Sternberg (2008) sebagai bagian dari behaviorisme  berpendapat bahwa pembelajaran tampaknya menjadi hasil  bukan  hanya dari penghargaan  langsung dari perilaku.Ia juga bisa bersifat social ,yaitu hasil dari pengamatan-pengamatan terhadap penghargaan dan penghukuman  yang diterima orang lain .Pandangan ini menekankan  cara kita mengamati ( observasi )  dan memodelkan perilaku kita berdasarkan prilaku orang lain.Kita belajar lewat contoh ( modeling ).
Inti dari belajar melalui observasi adalah modeling.Peniruan atau meniru sesungguhnya kurang tepat menggantikan kata modeling,karena modeling bukan sekedar menirukan  atau mengulangi apa yang dilakukan orang model (orang lain bisa guru ),tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati,menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif.
Alwisol (2010).mengadakan penelitian terhadap tiga kelompok anak taman kanak-kanak : kelompok pertama disuruh mengobservasi model orang dewasa yang bertingkah laku agresif,fisik dan verbal,terhadap boneka karet .Kelompok kedua  diminta mengobservasi  model orang dewasa yang duduk tenang  tanpa menaruh perhatian  terhadap boneka karet dihadapannya.Kelompok ketiga menjadi kelompok control  yang tidak ditugasi mengamati  dua jenis model itu.Ketiga anak itu di buat  mengalami frustasi ringan ,dan setiap anak sendirian ditempatkan  dikamar yang ada boneka karet seperti yang dipakai penelitian.Ternyata tingkah laku setiap kelompok cendrung mirip dengan tingkah laku model  yang diamatinya.Kelompok pertama bertingkah laku lebih agresif  terhadap boneka di banding kelompok lain.Kelompok kedua sedikit lebih agresif disbanding kelompok control.
Melalui modeling seorang guru dapat merubah peserta didik dikelas untuk memperoleh tingkah laku baru,ini dikarenakan adanya kemampuan kognitif yang dimiliki peserta didik.dengan kemampuan kognitif peserta didik dapat mentransform apa yang dipelajarinya menjadi pola tingkah laku baru.
Modeling di samping bisa diperankan oleh guru,orang tua atau orang dewasa lainnya,akhir-akhir ini  sebagian besar modeling tingkah laku berbentuk simbolik .Film dan televise menyajikan contoh tingkahlaku  yang tak terhitung yang mungkin mempengaruhi pengamatannya.Sajian itu berpotensi sebagai sumber model ( Alwisol,2010 :293 ).Oleh karena begitu pentingnya modeling berbentuk simbolik baik melaui film dan televsi maka banyak ormas-ormas yang berkepentingan dengan dunia pendidikan berlomba –lomba untuk membuat film yang bertemakan misi mereka, seperti yang  dilakukan oleh Muhammadiyah bekerja sama dengan produser film memproduksi film yang berjudul “Sang Pencerah “.Melalui film ini Bramantio sang sutradara menginginkan umat Islam termasuk warga Muhammadiyah dan para siswa Muhammadiyah meneladani perjuangan K.H.Ahmad Dahlan .
Modeling bisa dikondisikan,artinya seorang guru bisa membuat model-model pembelajaran ,dimana peserta didik diberi tugas mengamati objek tertentu ,diharapkan dari pengamatan itu muncul respon.konsekwensi dari suatu respons mempunyai tiga fungsi yaitu pemberi informasi,memotivasi tingkahlaku yang akan datang dan sebagai penguat tingkah laku.( Alwisol,2010 :294 )

2.      Lev Vyigotsky
1.      Riwayat Hidup
Lev Semyonovich Vygotsky lahir pada tahun 1896 di Tsarist Russia, di suatu kota Orscha, Belorussia dari keluarga kelas menengah Keturunan Yahudi. Dia tumbuh dan besar di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Sewaktu dia masih muda, dia tertarik pada studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan menjadi seorang penyair dan Filosof
Memasuki usia 18 tahun, dia menulis suatu ulasan tentang Shakespeare's Hamlet yang kemudian dimasukkan dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studi kesusastraan pada salah satu universitas swasta. Dia menjadi tertarik pada psikologi pada umur 28 tahun.
Vygotsky mengajar kesusastraan di suatu sekolah Propinsi sebelum memberi kuliah psikologi pada suatu sekolah keguruan. Dia dipercaya membawakan kuliah psikologi walaupun secara formal tidak pernah mengambil studi psikologi. Dari sinilah dia semakin tertarik dengan kajian psikologi sehingga menulis disertasi Ph.D. mengenai ”Psychology of Art” di Moscow Institute of Psychology pada tahun 1925.
Vygotsky bekerja kolaboratif bersama Alexander Luria and Alexei Leontiev dalam membuat dan menyusun proposal penelitian yang sekarang ini dikenal dengan pendekatan Vygotsky. Selama hidupnya Vygotsky mendapat tekanan yang begitu besar dari pemegang kekuasaan dan para penganut idelogi politik di Rusia untuk mengadaptasi dan mengembangkan teorinya.
Setelah dia meninggal pada usia yang masih dibilang sangat muda (38 tahun), pada tahun 1934 akibat menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide dan teorinya diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasiswanya.
Kepeloporannya dalam meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan telah banyak mempengaruhi sekolah pendidikan di Rusia yang kemudian teorinya berkembang dan dikenal luas di seluruh dunia hingga saat ini.
            Karir Vigotsky
Lev Vygotsky adalah seorang penulis yang produktif,menerbitkan enam buku  tentang topic psikologi selama sepuluh tahun.Minatnya cukup beragam,tapi sering berpusat pada topic perkembangan anak dan pendidikan,Ia juga menjelajahi topic-topik seperti psikologi perkembangan ,seni,dan bahasa.

            2.Teori Lev Vygotsky
            Menurut Vygotsky ,fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi social,Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis,logis dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli,dengan demikian orang lain dan bahasa memegang peranan penting dalam perkembangn kognitif anak ( Berninger dalam John W.Santrock,2007 : 264 )
            Adapun teori-teori Vygotsky tentang perkembangan kognitif sebagai berikut :
a.       Zona Perkembangan Proksimal
Zona perkembangan proksimal ( Zona of Proximal Development/ZPD ) adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih .Oleh karena itu batas bawah dari ZPD  adalah tingkat keahlian yang dimiliki  anak yang bekerja secara mandiri.Batas ats adalah tingkat tnggung jawab tambahn yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur.( John Santrock,2007 : 264 )
b.      Scaffalding
Konsep yang terkait dengan konsep ZPD adalah konsep scaffolding.Scaffalding adalah istilah yang terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky yang mendeskripsikan perubahan dukungan sesi pembelajaran,dimana orang yang lebih terampilmengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.( John W.Santrock,2007 : 265 )
Bahasa dan Pikiran
Penggunaan dialog sebagai alat scaffalding hanyalah salah satu contoh peran penting bahasa dalam perkembangan anak .Menurut Vygotsky  anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi social ,tetapi juga membantu membantu mereka menyelesaikan tugas.Lebih jauh Vygotsky yakin  bahwa anak pada usia  dini menggunakan bahasa untuk merencanakan,membimbing dan memonitor perilaku mereka .Penggunaan bahasa untuk kemandirian pribadi disebut private speech dan alat yang penting bagi pikiran selama tahun-tahun awal masa anak-anak.( John W. Santrock,2007 : 265 )
c.Sosiokultur Teori
            Vygotsky menyatakan bahwa manusia dari hasil perkembangan interaksi dinamis  antara individu dan masyarakat .Melalui interaksi ini ,anak-anak belajar  secara bertahap dan terus menerus dari orang tua  dan guru,belajar ini,bagaimanapun dapat bervariasi  dari satu budaya ke yang berikutnya.Penting untuk dicatat bahwa teori vygotsky  menekankan sifat dinamis dari interaksi ini.Masyarakat tidak hanya mempengaruhi orang,tetapi orang juga dapat mempengaruhi masyarat.


3. Implikasi Pandangan Vygotsky dalam Pendidikan Sekolah

Vygotsky telah memberikan kontribusi penting dalam perkembangan manusia dengan membuka wawasan baru melalui perspektif cross cultural, lintas budaya. Di samping itu, Vygotsky juga telah menanamkan adanya proses akselerasi dan peningkatan kadar mental dalam menempuh pendidikan.
Semuanya ini membawa konsekuensi terhadap perubahan masyarakat informasi, information based society yang menuntut terciptanya human capacity development, pengembangan kapasitas manusia. Hanya saja, semuanya dapat menjadi kendala besar terhadap kajian gender, rakyat kecil, dan daerah terpencil di dalam mengembangkan kapasitas manusia.
Oleh karena itu kita hendaknya berpikir dan bertindak cepat dalam menciptakan fleksibilitas, keterbukaan, berpikir kritis dan kreatif dan menumbuhkan dexterity, ketangkasan, dalam memahami masyarakat yang berbasiskan informasi seperti sekarang ini. Hal inilah yang merupakan kelanjutan dari pemikiran Vygotsky tentang cultural, budaya.
Di Indonesia, program penelusuran bakat dan minat yang dikembangkan oleh beberapa universitas negeri dan swasta adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan dengan pandangan Vygotsky yang melihat umur bukanlah hal yang sangat prinsipil dalam mengembangkan kreativitas anak.
Di Perguruan tinggi sekelas Institut Teknologi Bandung (ITB) dan beberapa universitas lainnya, telah mengembangkan program penelusuran bakat dan minat yang mereka beri nama jalur Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi atau disingkat (PMPB).
Begitu pentingnya menggali dan mengkonstruksi potensi peserta didik, mereka memberikan ujian masuk tersendiri yang terpisah dari ujian masuk mahasiswa pada umumnya.
Program eskalasi dan akselerasi di sekolah dasar seperti yang banyak dikembangkan an dibicarakan sehubungan dengan keinginan untuk menggali potensi anak berbakat merupakan kontribusi Vygotsky dalam mengembangkan pendidikan.
Eskalasi mengandung pengertian penanjakan kehidupan mental, sedangkan akselerasi, acceleration, secara singkat diterjemahkan percepatan. Lebih jauh, membagi pengertian akselerasi ke dalam dua bagian. Pertama, akselerasi sebagai model pelayanan pembelajaran. Kedua, akselerasi kurikulum atau akselerasi program.
Pengertian yang pertama dapat dijalankan dengan memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak berbakat untuk melompat ke tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, seorang anak kelas II SD memiliki kemampuan lebih tinggi pada mata pelajaran matematika.
Setelah diberikan tes kemampuan ternyata anak itu memiliki kemampuan yang sama engan kemampuan anak yang berada di kelas III SD, maka anak tersebut diberi kesempatan untuk duduk di kelas III SD khusus untuk mata pelajaran matematika dan tetap berada di kelas II SD untuk mata pelajaran lainnya. Sedangkan pengertian yang kedua dapat dijalankan dengan melakukan peringkasan program.Misalnya, program yang sebenarnya ditempuh dalam waktu empat bulan dapat dipercepat menjadi satu bulan tanpa mengubah kualitas isi yang diberikan. Di sisi lain, program eskalasi dapat dijalankan dengan memberikan pengayaan materi yang memperhatikan fleksibilitas dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Seperti dalam program akselerasi, program pengayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertikal. Pengayaan horizontal mengandung pengertian kesejajaran tingkat pengayaan yang diberikan kepada kelas yang sama, sedangkan pengayaan vertikal dapat dijalankan dengan memberikan pengayaan pada kelas yang lebih tinggi.
           
3.      Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa kedua tokoh yaitu Albert Bandura dan Lev Vigotsky mempunyai peranan penting dalam perkembangan dunia pendidikan ,keduanya memiliki teori-teori yang sampai sekarang masih sangat layak didiskusikan dan diimplementasikan dalam dunia pendidikan.Adapun perbandingan kedua teori tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Menurut Albert Bandura ,belajar itu lebih sekedar perubahan perilaku.Belajar adalah pencapaian  pengetahuan dan prilaku yang didasari oleh pengetahuan tersebut.Teori ini sering disebut dengan teori kognitif social. Teori kognitif social menekankan pentingnya pengalaman,imitasi belajar dan pemodelan atau modeling.Melalui modeling seorang guru dapat merubah peserta didik dikelas untuk memperoleh tingkah laku baru,ini dikarenakan adanya kemampuan kognitif
yang dimiliki peserta didik.dengan kemampuan kognitif peserta didik dapat mentransform apa yang dipelajarinya menjadi pola tingkah laku baru.
Modeling di samping bisa diperankan oleh guru,orang tua atau orang dewasa lainnya,akhir-akhir ini  sebagian besar modeling tingkah laku berbentuk simbolik .Film dan televisi menyajikan contoh tingkahlaku  yang tak terhitung yang mungkin mempengaruhi pengamatannya.Sajian itu berpotensi sebagai sumber model
2.      Teori kognitf social budaya yang dicetuskan oleh Lev Vygotsky adalah teori kognitif yang mengutamakan bagaimana intraksi social budaya menuntun perkembangan kognitif.Vygotsky menggambarkan perkembangan anak sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari aktivitas social dan budaya,ia percaya perkembangan ingatan ,atensi dan penalaran mencakup belajar  menggunakan penemuan masyarakat seperti bahasa,system matematis dan strategi ingatan.Vygotsky juga menekanka bahwa interaksi social  anak dengan orang dewasa  yang lebih terampil serta teman sebaya adalah penting dalam meningkatkan kognitif.Dengan bimbingan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih terampil diharapkan potensi anak dapat berkembang secara maksimal.












DAFTAR PUSTAKA
Alwisol.(2010),Psikologi Kepribadian,Malang,UMM Pres
Djaali,Haji .(2007),Psikologi Pendidikan,Jakarta,PT Bumi Aksara
Makmun,Abin Syamsudin .(2001 ),Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem
Pengajaran Modul,Bandung,PT Remaja Rosdakarya
Nur, Mohamad dan Wikandari, P. Retno. 2004. Pengajaran Berpusat kepada
Siswa  dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. UNESA, PSMS.
Oahar, Ratna Willis. (1988). Konstruktivisma dalam Mengajar dan Belajar 
(Makalah)
Ormrod, Jeanne Ellis. 1995. Educational Psychology Principles and Aplications, New
Jersey, Prentice Hall.
Slavin, Robert E. (1997). Educational Psychology-Theory and Practice. Fourth
Edition. Boston, Allyn and Bacon.
Santrock,John W.(2007),Perkembangan Anak Jilid I,Jakarta,Erlangga
Santrock,John W.(2007),Adolecence Tenth Edition,New York,Mc Graw Hill
Stenberg,Robert J.(2010),Psikologi Kognitif,Yogyakarta,Pustaka Pelajar
Supamo, Paul 2006, Filsafat Konstruktivisme dam Pendidikan. Yogyakarta,
Vygotsky’s (2003),Educational Theory in Cultural Context, Cambridge Universty
press
Yusuf LN,Syamsu DKK (2007),Teori Kepribadian,Bandung,PT Remaja Rosdakarya

No comments:

Post a Comment