Sunday, January 27, 2013

Abdul Muis


Abdul Muis merupakan salah satu tokoh sastrawan yang terkenal dari angkatan Balai Pustaka. Karyanya yang terkeal adalah Salah Asuhan
Abdul muis juga merupakan seorang wartawan yang aktif menulis di harian De Express. Karangannya yang banyak dimuat diharian itu selalu mengecam tulisan orang-orang Belanda yang sngat menghina bangsa Indonesia. Ia kemudian terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota sarekat islam. Ia kemudian terilih menjadi wakil sekertaris islam dalam volksraad untuk priode 1920-1923.
Bersama H.O.S Tjokroaminoto, Abdul Muis menuntut pemerintah belanda untuk membentuk parlemen dari rakyat, pemerintah juga harus bertanggung jawab kepada parlemen.
Pada tahun 1913 ia bersama tokoh-tokoh pergerakan Nasional lainnya seperti Ki Hajar Dewantara, mendirikan komite Bumiputra. Komite ini awalnya dibentuk untuk menentang rencana Pemerintah Belanda mengadakan perayaan peringat seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Perancis. Pada tahun 1922 Abdul Muis ditangkap Belanda karena memimpin pemogokan buruh di Yogyakarta. Ia lalu dibuang di Garut. Jawa Barat
Abdul Muis merupakan salah satu penggagas berdirinya Sekoah Tinggi Teknik di Bandung bernama Tehnische Hooge School yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung. Abdul muis wafat pada 17 Juni 1959. Pemerintah menganugerahinya gelar Pahlawan Pergerakan Nasional pada tanggal 30 Agustus 1959 berdasarkan S.K Presiden RI No. 218/Tahun 1959

A.I.P (Anumerta) Karel Satsuit Tubun

Karel Satsuit Tubun menanamkan pendidikannya di sekolah di Polisi Negara di Ambon tahun 1951. Setelah tamat, ia dilantik sebagai agen Polisi Tingkat II dan ditugaskan dalam kesatuan Brigade Mobil (Brimob) di Ambon. Ia kemudian ditugaskan keberbagai tempat diantaranya di Jakarta, Sumatra Utara, dan Sulawesi. K.S Tubun juga pernah ditugaskan ke Sumatra Barat ketika terjadi pemberontakan PRRI/Permesta. Pada tahun 1963. Ia mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Brigadir Polisi dan ditugaskan di Jakarta. Pada malam tanggal 30 September 1965, ia sedang tugas piket menjaga rumah waki Perdana Menteri Dr. J. Leimena. Rumah tersebut bersebelahan dengan rumah Menkohankam/Kasab, Jenderal A.H. Nasution. K.S Tubun berusaha mencari tahu ketika melihat ada pasukan mencurigai memasuki halaman rumah Jenderal Nasution. Namun akhirnya ia tewas ditembak pasukan tak dikwnal tersebut, akibat bunyi letusan senjata itu, Jenderal Nasution dapat melarikan diri dari para penculik meskipun kakinya tertembak. Ia dimakamkan di makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pada tanggal 5 Oktober 1965, K.S Tubun dianugerahi gelar pahlawan Revolusi, berdasarkan S.K Presiden RI No. 111/KOTI/1965

Thursday, January 17, 2013

Puisi panca indra


tuhan menganugrahkan
panca indara kepada diri kita
bukan untuk berbuat semena-mena
mata yang jernih untuk melihat yang baik-baik
telinga yang tajam untuk mendengar ajaran yang utama
hidung kita bias mencium berbagai aroma
kulit yang peka bias merasakan
belai kasih mesra
dan lidah yang lentur bisa mengecap
berbagai rasa
juga untuk dijaga
agar berkata yang bermanfaat
tuhan menganugrahkan panca indra pada diri kita
bekal berharga berharga berkarya pada dunia
jadikanlah sebagai perangkat yang berguna
memberi manfaat pada semua
hingga semua merasa berharga

Puisi Diri sendiri


Tuhan menganugrahkan
mata yang jernih kepada kita
agar kita selalu melihat-lihat yang baik
jika melihat jelas kesusahan orang lain
segera membantunya
tanpa ingin dilihat orang lain
tuhan menganugrahkan
telinga yang tajam pada diri kita
agar kita selalu mendengar hal-hal yang baik
jika mendengar keluh kesah orang lain
segera membantunya agar bersemangat
tuhan menganugrahkan hidung pada diri kita
sehingga kita bias mencium berbagai aroma di dunia
bersyukur atas mewangi bunga
bersabar atas aroma yang tak sedap
tuhan menganugrahkan lidah kepaa kita
sehingga kita bias merasakan berbagai rasa
dan selalu bertutur kata yang baik
menyenangkan dan bermanfaat bagi sesame
tuhan menganugrahkan kulit peka terhadap kita
sehingga kita bias merasakan belaian angina
merasakan hangat mentari dan belaian orang tua
hingga kita bersyukur
atas semua anugrah-Nya

Puisi Bimbinglah aku ya tuhan


Bimbinglah aku
Agar aku selalu bersyukur
Atas semua anugrah-Mu
Agar aku selalu ingat kepada-Mu
Dalam setiap waktu
Bimbinglah aku
Agar aku selalu percaya kepada-Mu
Dalam setiap langkahku
Bimbinglah aku
Agar aku selalu taat
Pada semua perintah-Mu
Dan menjauhi larangan-Mu
Bimbinglah aku
Ya Tuhan

Puisi Doa untuk para pemimpin bangsa


Ya Tuhanku yang maha pengasih dan maha penyayang
Dengan segala ketulusan hati hamba memohon
Semoga engkau berkenan
Melimpahkan petunjuk dan tuntunan-Mu
Kepada para pemimpin kami
Sehingga parapemimpin bangsa dan Negara Indonesia
Senantiasa mampu melaksanakan
Segala kewajiban dan baktinya kepada Negara
Dalam limpahan kebijaksanaan-Mu ya Tuhan
Sehingga sejahteralah
Bangsa dan Negara Indonesia
Ya Tuhanku yang maha kaya
Kabulkan doa hambamu ini