Saturday, December 29, 2012

Hakikat Manusia dan Pengembangannya


            Sasaran pendidikan adalah manusia, pendidikan bermasksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia, ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga dan bukannya menjadi pohon jambu.
            Manusia memiliki ciri khas yang prinsipil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.

A.    Sifat Hakikat Manusia
Landasan dan tujuan pendidikan itu sendiri itu sifatnya filosofis normatif. Landasan filosofis karena unutk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang bersifat luhur, dan hal itu menjadi keharusan.
1.      Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan. Meskipun antara manusia mempunyai kemiripan dengan hewan terutama dari segi biologisnya. Misalnya orang hutan, bertulang belakang, berjalan tegak, melahirkan, menyusui, pemakan segalanya, dan adanya persamaan metabolisme dengan manusia
2.      Wujud Sifat Hakikat Manusia
Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan yaitu:
a.      Kemampuan menyadari diri
b.      Kemampuan bereksistensi
c.       Pemilikan kata hati
d.      Moral
e.       Kemampuan bertanggung jawab
f.        Rasa kebebasan (kemerdekaan)
g.      Kesedian melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
h.      Kemampuan menghayati kebahagiaan
a.       Kemampuan menyadari diri
Kaum rasionalis menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oelh manusia maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri.
b.      Kemampuan bereksistensi
Dengan keluar dari dirinya dan dengan memnuat jarak antara aku dengan dirinya sebagai objek, lalu melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia itu dapat menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya.
c.       Kata hati
Kata hati atau conscience of man juga juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati. Manusia mempunyai pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya (baik/buruk) bagi manusia sebagai manusia.
d.      Moral
Seseorang yang memiliki kata hati yang tajam belum otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya itu. Untuk menjembatani jarak yang mengantar keduanya masih ada aspek yang diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki kecerdasan akal tetapi tidak cukup memiliki moral (keberanian berbuat)
e.        Tanggung jawab
Kesedian unutk menanggung akibat dari perbuatan yang menuntut jawab, merupakan pertanda dari orang sifat yang bertanggung jawab.
f.       Rasa kebebbasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
g.      Kewajiban dan hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi dari manusia sebagai mahluk sosial. Yang satu ada hanya oleh karena adanya yang lain. Tak ada hak tanpa kewajiban.
B.     Dimensi-dimensi Hakikat Manusia Serta Potensi, Keunikan, dan Dinamikanya
Ada 4 dimensi yang akan dibahas, yaitu
1.      Dimensi keindividualan
2.      Dimensi kesosialan
3.      Dimensi kesusilaan
4.      Dimensi keberagaman
1.      Dimensi keindividualan
M.J Langeveld, 1955:54 mengatakan bahwa setiap orang memiliki individualitas. Bahkan dua anak kembarpun yang berasal dari satu telur serupa tapi tidak sama, apalagi identik. Hal ini berlaku baik pada sifat sifat fisiknya maupun kejiwaannya.
2.      Dimensi kesosialan
Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas, demikian kata M.J Langeveld, 1955:54. Pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul. Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakekatnya didalamnya terkandung unsur saling memberi dan menerima.
3.      Dimensi  kesusilaan
Sussila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Kedua hal tersebut biasanya dikaitkan dengan persoalan hak dan kwajiban
4.      Dimensi keberagaman
Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang religius. Ph. Kohnstamm berpendapat bahwa seyogyanya pendidikan agama menjadi tugas orang tua dalam lingkungan keluarga, karena pendidikan agama adalah persoalan afektif dan kata hati.
C.    Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetap masih dalam wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau “aktualisasi”. Setiap manusia lahir dikaruniai “naluri” yaitu dorongan-dorongan yang alami (dorongan makan, sek, mempertahankan diri, dan lain-lain) jika seandainya manusia dapat hidup hanya dengan naluri maka tidak bedanya ia dengan hewan. Hanya dengan pendidikan status hewani dapat dirubah kearah status manusiawi.
D.    Sosok Manusia Seutuhnya
Sosok manusia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang . dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia  Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.