Sunday, February 10, 2013

Tata Tertib Pengawas Ujian Nasional (UN) TP 2012-2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mewacanakan akan menggelar Ujian Nasional (UN) tanpa pengawas di ruang ujian. Langkah itu dilakukan untuk mendorong munculnya semangat kejujuran dalam pelaksanaan ujian tersebut. Menteri Pendidikan dan kebudayaan,
Mohammad Nuh, menyampaikan rencana digelarnya UN tanpa pengawas di ruang ujian pada UN 2013 mendatang.

Rencana kebijakan itu diambil menyusul akan diberlakukannya pelaksanaan UN dengan 20 paket soal untuk 20 peserta ujian di tiap kelasnya. "Ketatnya penjagaan dan pengawasan pelaksanaan UN selama ini terjadi karena adanya stigma negatif," kata Nuh dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu (23/9).

Menurut Nuh, stigma tersebut dapat lepas jika semangat kejujuran terus didorong dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan UN selama ini sering dikatakan curang. Karena itu, siswa dan seluruh pihak yang merasa dituduh curang harus bersamasama membuktikan bahwa UN jujur bisa terwujud. "Tidak perlu pengawas ruangan, kita awasi dari jauh," tegas mantan Rektor ITS Surabaya itu.

Masih terkait dengan rencana tersebut, Nuh menantang seluruh bupati atau wali kota untuk mendeklarasikan UN jujur dan siap tanpa pengawasan. "Kepala daerah jangan-jangan ada apa-apa. Diajak jujur kok ragu," tandas dia. Mulai bulan depan (November), Nuh memastikan masyarakat sudah bisa mendapatkan kisi-kisi soal UN 2013. "Kisi-kisi ini akan menjadi dasar tim pembuat soal memproduksi bank soal," terang dia.

Nuh menjamin tidak ada satu pun soal yang sama dalam satu ke las sehingga kemungkinan sa ling mencontek juga semakin tertutup. Menanggapi wacana tersebut, Koordinator Bidang Pelaya nan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Hendri, mengatakan rencana menerapkan UN tanpa pengawasan di kelas, merupakan konsep sulit diterapkan.

Ia juga menilai upaya Kemdikbud menambah jumlah soal menjadi 20 paket di setiap ruangan tidak akan menghapus kecurangan sebab kecurangan dilakukan secara sistematis oleh pemerintah daerah melalui guru dan pengawas. "Mau dibuat soal ribuan berbeda untuk setiap murid pasti akan ada kecurangan," tegas Febri.

Sementara itu, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FS GI), Retno Listyarti, menilai wacana tersebut merupakan bentuk ketidakpercayaan pemerintah pada guru. "Jadi selama ini pengawas dianggap sebagai biang kecurangan karena memberikan bocoran jawaban ke murid, " tegas Retno.

Menurut dia, rencana Mendikbud tersebut sangat naif. Dengan semakin masifnya mencontek dalam UN, UN semakin tidak dapat dijadikan alat ukur apa pun. Menurut dia, kebijakan UN selama ini ditentang habishabisan bukan pada persoalan teknis, tapi persoalan substansi, yaitu UN dijadikan penentu kelulusan.

Berikut ini akan saya bagi tata tertib pengawas UN 2013
silahkan klik disin DOWNLOAD

No comments:

Post a Comment